Pribadi yang Baik

Wahai saudara-saudaraku yang menyibukkan diri dengan urusan kalian di bumi yang bukan milik kita ini, biarkan saya berbagi sejenak dengan kalian tentang suatu tema, mengenai definisi tentang pribadi yang baik. Mohon disesuaikan dengan keyakinan anda masing-masing. Bagi yang muslim, jika kita sudah merasa bahwa ibadah kita, Sholat kita, zakat kita, 'pakaian' kita sudah meyakinkan kita bahwa kitalah orang-orang yang bersih, aman, bahkan beriman. Lantas, pernahkah saudara di sekitar kita merasa bahwa terkadang dirinya merasa terzalimi dan tertindas oleh 'mereka-mereka' yang merasa dirinya bersih dan beriman? Nah, saudara-saudaraku yang baik hatinya, hal ini menunjukkan bahwa kurang benar jika kita merasa aman dengan amalan-amalan yang telah kita lakukan yang dipakai untuk menyatakan baik buruknya diri kita 'dari orang lain'. Mereka-mereka yang muslim, yang 'merasa' sudah terjaga dengan 'pakaian', sholat, dan zakatnya belum tentu terjaga dari kesombongan, sifat merasa suci, menggunjingkan saudara-saudaranya demi membaikan diri mereka sendiri, marah, sering dilintasi dengan sifat menyerah sebelum berusaha, dan sifat-sifat lain yang belum dapat memantaskan dirinya untuk menjadi seorang pribadi yang baik dan bermanfaat bagi umat banyak karena orang-orang sekitar saja masih merasa tersiksa dengan perilakunya, semua itu dikarenakan pemahaman yang kurang baik dalam memahami ajaran yang diajarkan dan juga sifat-sifat Tuhan-Nya. Lantas, apa sebenarnya definisi yang layak untuk pribadi yang baik itu? Mohon direnungkan kalimat-kalimat saya berikut ini. Semua yang terjadi padamu, 'yang menyedihkanmu', bukanlah dirimu atau 'karena' dirimu, namun suatu perintah dari Yang Maha Berwenang untuk membaikkan hatimu. Tuntunlah hati kita untuk menurut kepada pikiran kita 'yang baik' agar bagaimanapun kondisi hati kita, kita dapat sesegera mungkin menutupinya dengan tindakan dan perilaku-perilaku yang membaikkan hati kita. "Karena sebenarnya pribadi yang baik adalah pribadi yang selalu menjaga penampilannya (selalu bersenang hati) pada seburuk-buruk perasaaannya dan seburuk-buruk perlakuan terhadap dirinya." Sehingga tidak akan membebani orang-orang di sekitarnya melainkan mampu memberi cinta yang lebih pada banyak umat, karena ia tahu bahwa ia adalah pribadi yang akan dimuliakan Allah swt karena perilakunya, yang menantikan rezeki yang baik dengan sebaik-baik tingkah lakunya dengan 'mengadilkan' atas yang 'diterimanya' dengan semaksimalnya usaha yang baik, dengan memberanikan atas yang diketahuinya 'benar' dan tidak ada keraguan baginya untuk 'membenarkan'. Pribadi-pribadi seperti itu merupakan pribadi-pribadi yang baik yang tidak lagi memiliki atas dirinya melainkan sudah ia serahkan kepada Yang Maha Hak dengan penggantinya seluruh ciptaan-ciptaan Allah yang baik. Sehingga dirinya tidak akan pernah merasa kurang karena ia adalah sekaya-kayanya yang ikut memiliki sekaya-kayanya ciptaan Allah. Dan bersamanyalah tingkatan iman yang paling tinggi. Semoga kita semua dijadikan oleh Yang Maha Berwenang pribadi-pribadi seperti itu dengan rezeki yang baik, yang memintakan urusan-urusan yang lebih besar demi kebaikan umat di masa mendatang sehingga kita dapat mensejahterakan dengan 'membaikkan hati' saudara-saudara kita yang lain. Amin. ^_^

1 komentar:

A. Y. Indrayana mengatakan...

Terimakasih atas partisipasinya telah mengikuti GA Indrayana ...

Selanjutnya dimohon untuk yang bersangkutan agar memberikan alamat lengkap untuk selanjutnya saya tindaklanjuti hadiahnya melalui pos ...

Ditunggu sesegera mungkin yaa ...
Kirimkan melalui email dheindraagniaza@gmail.com

Terimakasih ...

Posting Komentar